LEMPAR LEMBING UNTUK TUNANETRA
Dalam olahraga lempar lembing untuk tunanetra memiliki spesifikasi tersendiri berbeda untuk atlet secara umumnya, maka dari itu kami memodifikasi cabang atletik untuk lempar lembing.
Perangkat perlombaan
Area perlombaan
Area perlombaan dimodifikasi lebih sederhana agar membantu altit agar tidak mengalami kesulitan. Area lebih diperbesar dari pada area yang sebenarnya bagi orang normal.
Bola
Bola yang digunakan diharapkan mempermudah atlit dalam melempar, contohnya bias menggunakan bola tenis.
Peluit
Peluit disini digunakan untuk member isyarat atau aba-aba seorang atlit
Meteran
Meteran digunakan untuk mengukur berapa jauh lemparan atlit tersebut.
Perangkat panitia dalam teknis perlombaan
Wasit (1 orang)
Bertugas untuk memberikan isyarat atau aba-aba dimulainya perlombaan seorang atlit.
Pembantu wasit (1 orang)
Bertugas membatu atlit dalam mempersipkan arah lemparan
Pengukur (2 orang)
Bertugas mengukur jarak lemparan atlit
Pencatat (1 orang)
Bertugas mencatat skor atau jarak lemparan atlit
Peraturan :
Peraturan umum
Pertandingan menggunakan system gugur
Peserta harus datang lebih awal 10 menit dari jadwal yang ditentukan
Bagi peserta yang dipanggil3 kali tidak berada di tempat area maka dianggap diskualifikasi.
Peserta harus menggunakan sepatu dan pakaian yang sudah ditentukan.
Ketika pertandingan atlet didampingi oleh seorang pelatih dan 1 oficial.
Peserta tidak diperbolehkan menggukan alat yang fungsinya untuk membantu daya lecutan bola.
Peraturan teknik
Bila atlet berjumlah kurang dari dari 8 orang diberi kesempatan melempar 3 kali, tetapi lebih dari 8 Cuma 1 kali.
Hasil lemparan dianggap sah dan dihitung oleh juri ketika lemparan berada pada lintasan yang ditentukan.
Ketika akan melempar, atlit harus mendengarkan aba2 dari wasit (peluit). apabila melakukan lemparan sebelum aba2 akan dianggap batal lemparannya.
Pelatih tidak boleh mendampingi atlet didalam area.(ada pembantu wasit)
Teknik pertandingan
Panitia perlombaan memanggil atlit untuk masuk ke area perlombaan.
Official atau pelatih atau orang yang paling dipercaya membantu atlit masuk ke area petandingan, tetapi mengantar sampai garis area pertandingan.
Setelah itu, pembantu wasit mengisyaratkan kepada atlit arah dan tujuan yang aka dipemparkan, mulai dari ancang-ancang berapa langkah dari keinginan atlit untuk melakukan lemparan
Setelah atlit siap untuk melempar, wasit meniup peluit sebagai isyarat dimulainya lemparan atlit.
Kemudian panitia yang sebagai pengukur, mengukur jauh dari lemparan atlit tersebut.
Ketentuan disfikualifikasi atau tidak sahnya atlit terhadap lemparannya
Atlit menyentuh garis pembatas area perlombaan.
Atlit mendahului aba-aba dari wasit.
Atlit terlalu lama tidak melempar berusaha mengulur-ngulur waktu.
Atlit menggunakan bahan atau alat yang sengaja untuk membantu menambah lecutan lemaparannya.
NB : semua ketentuan peraturan pertandingan dilakukan kesepakan awal pada teknikal meeting yang diadaakan oleh kedua belah pihak (pihak atlit dan panitia)
Cara melatih :
Pelatih mengenalkan bola kepada atlit dengan meraba-raba bola,tujuannya atlit dianjurkan mencari pegangan yang terbaik untuk melempar.
Pelatih mengenalkan posisi tangan saat melempar dengan posisi tangan kanan lurus dari bahu sampai ujung tangan, permukaan tangan menghadap ke atas dengan sudut 35 derajat dari poros tubuh.sedangkan tangan kiri lurus dengan tangan kanan membentuk sudut 180 derajat.(tanpa bola)
Posisi kaki sedikit dibuka selebar bahu, badan menghadap kesamping kanan (bagi yang tidak kidal), arah pandangan ke depan, posisi tangan dalam keadaan seperti no 2, dan saat melecutkan bola kaki belakang sedikit ditekuk ke sampan depan, serta untuk menambah daya lecutan dibantu dengan melangkah ke depan 1 kali lalu memakai kelentukan kontraksi perut untuk mendorong ke depan.(tanpa bola)
kemudian atlet berlatih dengan menggunakan bola dengan teknik yang sudah diajarkan (teknik no 2 dan 3)
Pelatih dalam melatih atlit dengan metode bertahap, ketika atlit sudah sedikit menguasai teknik dasar maka pelatih menambah frekuensi latihan, sehingga sikap terbiasa diterapkan oleh atlet.
Supaya altet tidak terkena diskualifikasi karena atlet melebihi garis pembatas melempar, diusahakan altet mengatur jarak sekitar 2 langkah dari garis pembatas lempar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar